Pojok Literasi “Financial Technology yang Ramah Bagi Millenial” Acara Seru dan Kaya Wawasan
|
Apa Latar Belakang dan Tujuan Acara ini Diselenggarakan?
Acara ini diselenggarakan oleh DJIKP KEMENKOMINFO, dengan dukungan fasilitator peserta dari Bloggercrony Community (BCC).
Hadir sebagai Narasumber:
- Rosarita Niken Widyastuti (Sekretaris Jenderal Kementrian Komunikasi dan Informatika RI)
- Septriana Tangkary (Direktur IKPM Kemenkominfo)
- Sondang Martha Samosir (Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK)
- Melvin Mumpuni CFP (Founder dan CEO Financialku)
Latar Belakang Pojok Literasi Finansial Teknologi bagi Millineal
Infografis : GPR TUSI DJIKP |
Berdasarkan keterangan dari Ibu Septriana Tangkary, Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah pengguna internetnya nomor 4 (empat) besar di dunia. Pada Januari 2017, data agensi digital Amerika Serikat, we are social, penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 51% atau sekitar 132,7 juta orang.
Jumlah ini tentu akan terus meningkat seiring dengan pelaksanaan proyek penanaman serat optik Palapa Ring di beberapa wilayah Indonesia Barat dan Timur yang belum terjangkau internet oleh pemerintah.
Infografis : GPR TUSI DJIKP |
Dari 132,7 juta pengguna internet di Indonesia, sebanyak 106 juta diantaranya adalah pengguna aktif media sosial. Kebanyakan dari mereka adalah Generasi Y atau Generasi Millenials (rentang usia 20-34 tahun) yang lahir sebagai digital native, dimana internet merupakan bagian integral dari kehidupan mereka. Kebanyakan dari mereka mengakses Youtube (49%), disusul dengan media sosial lain, seperti Facebook (48%), Instagram (39%), dan Twitter (38%).
Laporan World Economic Forum (2015) memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu pasar digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Hal ini mempertegas peluang keuangan digital, diperkuat dengan kenyataan baru sekitar 36 persen orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di bank atau sekitar 120 juta orang masuk dalam kategori unbanked.
Tujuan Pojok Literasi Finansial Teknologi bagi Millineal
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan literasi keuangan melalui diseminasi informasi positif kepada seluruh lapisan masyarakat.
Melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, khususnya Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, ditunjuk untuk memegang tanggung jawab sebagai pelaksana diseminasi dan edukasi tersebut melalui seluruh saluran komunikasi yang tersedia.
Strategi yang dibangun oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik melalui kegiatan creative talks yang menyasar anak muda/millenial ini adalah sebagai forum untuk mengembangkan wawasan dalam rangka meningkatkan pemahaman kaum millenial terhadap pemanfaatan financial technology.
Dalam acara itu, Ibu Septriana Tangkary juga menambahkan bahwa pemerintah sekarang bukan hanya berperan sebagai regulator juga sebagai fasilitator dan akselerator, artinya pemerintah berfokus untuk mempermudah dan membuka ruang inovasi seluas-luasnya.
Infografis : GPR TUSI DJIKP |
Ini terbukti dengan adanya Program gerakan 1000 starup dengan sumber daya yang paham dan Mumpuni di bidang digital. Oleh karena itu pemerintah melalui Kemenkominfo menyediakan program beasiswa Digital Talent untuk 20000 orang dengan maksimal batasan usia 29 tahun. Pendaftaran akan dimulai bulan April mendatang. Sayang usia sudah tidak mengizinkan 😂, tapi ini adalah kesempatan besar bagi kaum millenial, untuk informasi silakan menghubungi instansi tersebut.
Sementara itu, Ibu Niken, menjelaskan tentang peranan Kemenkominfo dalam mendorong adanya revolusi Industri 4.0 di Indonesia, tentang perkembangan Internet of Thing (IoT) sebagai perkembangan teknologi yang tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan oleh masyarakat.
Bagi generasi milenial diharapkan dapat lebih memahami dan memanfaatkan perkembangan dalam financial technology. Karena banyak millenial yang berhasil membuat startup, mulai dari modal kecil sekarang sudah menjadi perusahaan fintech yang terkenal.
Infografis: OJK |
Sedangkan Ibu Sondang Martha Samosir, membahas lebih terperinci lagi mengenai kategori Fintech yakni 6 klasifikasi (Payment, Crowdfunding, Capital Market, Digital Banking, Insurtech, dan Supporting Fintech). Dalam berbagai kategori ini masyarakat bisa memanfaatkan sesuai kepentingannya.
Namun, meskipun manfaatnya besar tapi juga ada kerugiannya jika tidak lengkapi dengan informasi yang lengkap dan terperinci. Menjamurnya industri fintech, tidak menutup kemungkinan adanya yang ilegal. Ini bisa merugikan masyarakat.
|
|
Narasumber terakhir adalah Pak Melvin seorang praktisi di dunia Fintech, menjelaskan betapa banyak pekerjaan yang akan hilang di masa depan misalnya teller di bank digantikan dengan aplikasi e-money seperti OVO, Gopay dll yang bisa memberi layanan yang sama tapi lebih efektif dan efisien. Namun, akan banyak bermunculan jenis pekerjaan yang baru misalnya bigdata, artificial Intelligent , dan lain-lain. Milleanial lebih berpotensi dalam jenis pekerjaan ini karena dunia digital merupakan bagian dari keseharian mereka, asal mereka mau belajar dan mengikuti perkembangan.
Output dari Acara Pojok Literasi
Foto : Bloggercrony Official |
Setelah pemaparan dan sesi diskusi selesai, acara yang dihadiri oleh mahasiswa/i dan blogger Medan ini, para narasumber mengharap agar semua yang hadir bisa berperan sebagai agen Literasi keuangan atau ALIKA yang mengedukasi masyarakat tentang peranan financial teknologi dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat dan akurat demi kesejahteraan semua. Acara ini diakhiri dengan deklarasi sebagai agen literasi dan foto bersama.
25 komentar untuk "Pojok Literasi “Financial Technology yang Ramah Bagi Millenial” Acara Seru dan Kaya Wawasan"
kenapa ya saya gak datang kemaren? lupa alasannya
hhhh tanda2 penuaan dini keknya saya nih
Btw oot Kok aq jadi baper liat minat baca anak indonesia yang urutan 60 dr 61 negara yak....baca buku rata2 cuma 27 halaman pertahun. Hiks....
Btw izin save beberapa data nya ya mb
Dan salut juga untuk kegiatan ALIKA untuk mengedukasi semua warga.
Semoga Indonesia bisa melangkah maju di era digital yang persaingannya makin seru
Tapi apapun itu acaranya seru dgn adanya program pemrintah sprti digital talent dan Alika. Thx tuk sharingnya ya...
Silahkan komentar dengan bijak dan sesuai topik bahasan. Terimakasih!